Alur Pengadaan Obat yang Tepat untuk Bisnis Rumah Sakit atau Apotek Anda!

Alur Pengadaan Obat yang Tepat untuk Bisnis Rumah Sakit atau Apotek Anda!

Dalam setiap bisnis penyedia layanan kesehatan, ketersediaan obat merupakan bagian paling penting. Terutama dalam bisnis apotek, Anda harus selalu memastikan setiap obat memiliki ketersediaan yang cukup untuk masyarakat.

Untuk memastikan ketersediaan obat tersebut, maka diperlukan suatu sistem manajemen yang baik dalam mengelola ketersediaan obat agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Nah, agar dapat mengorganisir ketersediaan obat dengan baik, Anda perlu tahu terlebih dahulu tentang alur pengadaan obat di rumah sakit atau apotek Anda. Baca artikel ini selengkapnya, ya!

1. Perencanaan Obat

Perencanaan obat merupakan proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis sekali pakai sesuai dengan jenis dan jumlah yang dibutuhkan. Proses seleksi tersebut mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi obat sebelumnya, dan proyeksi kebutuhan masyarakat.

2. Pengadaan Obat

Pengadaan obat perlu dilakukan secara efektif dan efisien sehingga dapat memastikanketersediaan jenis dan jumlah obat sesuai dengan kebutuhan masyarakat (tidak kurang atau tidak lebih).

Pengadaan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu pembelanjaan tahunan, terencana, atau harian. Prinsip dari pengadaan obat sendiri adalah pengadaan obat generik, pembatasan daftar obat, pembelian dalam jumlah banyak, pembatasan distributor dan monitoring.

3. Penerimaan

Penerimaan merupakan proses memastikan barang yang datang sesuai dengan  barang yang sudah dipesan. Aspek yang perlu di cek saat penerimaan obat adalah kesesuaian jenis obat, jumlah, mutu, spesifikasi dan waktu penyerahan.

4. Penyimpanan Obat

Penyimpanan obat harus dilakukan dengan cara yang benar. Hal itu karena obat merupakan produk yang memiliki kaitannya langsung dengan kesehatan manusia.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyimpan persediaan obat seperti berikut ini.

● Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabriknya. Apabila dilakukan pemindahan, obat perlu dijaga agar selalu tetap steril. Penamaan wadah sekurang-kurangnya memuat nama obat, nomor batch, dan tanggal kadaluarsa.

● Simpan obat pada suhu ruang yang sesuai agar tetap terjamin kualitasnya

● Mekaniskme pengeluaran obat diatur dengan sistem FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out).

● Obat disusun berdasarkan bentuk obat, kelas dan ditata secara alfabet.

● Tempat penyimpanan dilarang disatukan dengan barang lain agar menjaga ruangan tetap steril.

5. Pemusnahan Obat

Jika ada obat yang kadaluarsa, pemusnahan obat harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Misalnya, pemusnahan obat psikotropika harus dilakukan oleh apoteker dan disaksikan oleh dinas kabupaten atau kota. Sementara itu, obat non-psikotropika dimusnahkan oleh apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian.

6. Pengendalian Obat

Pengendalian obat bertujuan untuk mengorganisir jumlah persediaan stok obat sesuai dengan pelayanan agar tidak terjadi kekosongan ataupun kelebihan stok. Pengendalian terdiri dari nama obat, tanggal kadaluarsa, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran, dan sisa persediaan.

7. Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dibuat agar data-data obat keluar dan masuk dapat diketahui. Sementara itu, pelaporan dibedakan menjadi2 jenis, yaitu pelaporan internal dan pelaporan eksternal.

Pelaporan internal adalah pelaporan manajemen apotek, biasanya berupa laporan keuangan, barang dan lainnya. Pelaporan eksternal adalah pelaporan pada pihak berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Demikianlah penjelasan tentang alur pengadaan obat yang harus Anda ketahui dalam menjalankan bisnis kesehatan seperti rumah sakit atau apotek. Agar tidak terjadi kekosongan atau kelebihan stok obat, selalu pastikan manajemen pengadaan obat berjalan dengan baik, ya!