3 Kendala Penerapan Smart Hospital di Indonesia
Sejak pandemi Covid-19, penggunaan dan integrasi teknologi di rumah sakit dinilai semakin penting. Terlebih, pada pertengahan 2021, Indonesia mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang mengakibatkan krisis tenaga medis dan fasilitas kesehatan. Kala itu, banyak rumah sakit atau klinik tak mampu menampung tingginya permintaan perawatan pasien.
Berkaca dari pengalaman tersebut, maka sangat penting bagi rumah sakit atau klinik untuk mengadopsi teknologi demi meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan. Nah, integrasi teknologi inilah yang disebut dengan smart hospital.
Apa Itu Smart Hospital?
Smart hospital atau rumah sakit pintar adalah konsep rumah sakit cerdas yang menggunakan teknologi terintegrasi untuk pelayanan rumah sakit. Sistem ini dapat mendukung konektivitas rumah sakit dalam melayani pasien. Dengan sistem teknologi ini pula, rumah sakit dapat mengelola data pasien yang banyak dengan lebih mudah.
Pada era industri ini, smart hospital sudah menjadi kebutuhan utama bagi rumah sakit. Terlebih, teknologi semakin berkembang canggih dan kebutuhan masyarakat dalam pelayanan rumah sakit semakin meningkat. Selain itu, smart hospital juga mendukung rumah sakit dalam menerapkan patient centred care dimana pelayanan berfokus pada pasien dapat terlaksana dengan optimal dan efisien.
Konsep smart hospital sudah banyak diterapkan di negara maju dan mulai dikenal di Indonesia. Penerapan smart hospital di Indonesia mempunyai potensi yang tinggi, mengingat Indonesia sebagai pasar gadget terbesar di Asia Tenggara. Dengan hal ini tentunya dapat mendukung penerapan smart hospital di Indonesia.
Akan tetapi, penerapan smart hospital di Indonesia dinilai masih belum optimal. Terdapat beberapa kendala yang dialami dalam eksekusi konsep smart hospital ini. Adapun kendala yang ditemui adalah sebagai berikut.
1. Birokrasi rumah sakit
Manajemen rumah sakit yang sudah merasa terlalu nyaman dengan sistem yang sudah ada menjadi pemicu kurangnya penerapan smart hospital di Indonesia. Masih banyak rumah sakit yang lebih mementingkan penambahan fasilitas fisik tanpa dibarengi dengan perkembangan teknologi.
2. Sumber daya manusia
Meskipun teknologi sudah berkembang sangat pesat, sayangnya, masih banyak rumah sakit yang kekurangan tenaga ahli IT. Alhasil, rumah sakit kesulitan bahkan tidak bisa menerapkan sistem smart hospital.
3. Minimnya fasilitas teknologi
Bagi beberapa daerah di Indonesia, tentunya keterbatasan fasilitas teknologi menjadi tantangan terbesar. Kondisi geografi yang luas menyebabkan tidak meratanya pemerataan teknologi informasi bagi tiap daerah.
Akibatnya, tidak semua rumah sakit dapat mengakses internet 24 jam penuh sehingga penerapan smart hospital sangat sulit dan penuh kendala.
Padahal, penerapan smart hospital sangat menguntungkan bagi pasien dan pihak rumah sakit. Sistem ini memungkinkan pasien mengetahui informasi kapasitas dan ketersediaan tempat tidur rumah sakit.
Selain itu, smart hospital juga dapat menyediakan rekam medis elektronik, sistem rujukan terintegrasi, sistem informasi laboratorium, dan sinkronisasi alat kesehatan. Beberapa hal tersebut mendukung efisiensi dan efektivitas pelayanan rumah sakit.
Penerapan smart hospital memerlukan grand design dengan banyak faktor yang saling berkesinambungan antara infrastruktur rumah sakit, teknologi, hingga sumber daya manusia. Oleh karena itu, penerapan smart hospital perlu direncanakan dengan matang.
Nah, SABBI dapat membantu Anda mewujudkan penerapan smart hospital di rumah sakit Anda. Kami menyediakan sistem informasi yang terintegrasi, fleksibel, dan praktis yang dapat meningkatkan proses pelayanan rumah sakit yang lebih cepat dan tepat.
Anda dapat menyesuaikan layanan kami sesuai dengan kebutuhan rumah sakit Anda. Tertarik untuk menciptakan pelayanan terbaik bersama SABBI? Segera hubungi kami untuk mendapat penawaran menarik!