Perawat Rumah Sakit Sering Kelelahan? Ini Solusinya!
Perawat adalah profesi pekerjaan yang bertanggung jawab menangani perawatan pasien atau memberikan asuhan kepada pasien. Beban kerja seorang perawat umumnya membutuhkan kecepatan, kesiagaan, kesigapan, tenaga untuk kerja shift, dan sebagainya.
Berdasarkan data Kemenenterian Kesehatan RI, jumlah perawat yang telah terdaftar hingga akhir 2015 adalah 288.405 perawat. Meskipun jumlah tersebut tergolong besar, nyatanya pendistribusian perawat di banyak rumah sakit tidak merata.
Hal ini akhirnya berdampak pada peningkatan beban kerja perawat di tempat kerja. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak perawat sering merasa kelelahan saat bekerja.
Faktor-Faktor Penyebab Perawat Sering Kelelahan
Saat bekerja, banyak perawat sering merasa sangat kelelahan. Hal ini dapat terjadi akibat beberapa faktor berikut ini.
- Distribusi perawat tidak merata sehingga menyebabkan ketidakseimbangan jumlah antara pasien yang datang dan perawat yang tersedia.
- Tingginya beban kerja perawat. Akibat ketidakseimbangan jumlah pasien dan perawat yang tersedia, beban kerja yang harus ditanggung mereka semakin meningkat.
Misalnya, satu orang perawat idealnya bertanggung jawab terhadap empat pasien. Namun, pada kasus ketidakseimbangan jumlah pasien dan perawat, jumlah pasien yang menjadi tanggung jawab satu orang perawat bisa bertambah hingga tujuh pasien atau lebih.
- Beban kerja yang simpang siur. Selain tugas-tugas kepengasuhan, perawat sering kali dibebankan banyak tanggung jawab lain yang bukan fungsinya, seperti administrasi atau keuangan. Hal ini menyebabkan beban kerja menjadi overlapped dan simpang siur.
Menurut data Departemen Kesehatan Republik Indonesia, pada 2005, terdapat 78,8% perawat melaksanakan tugas kebersihan, 63,6% melakukan tugas administrasi, lebih dari 90% melakukan tugas nonkeperawatan, dan hanya 50% yang melakukan tugas keperawatan sesuai dengan fungsinya.
Apa yang Terjadi Jika Perawat Terus-Menerus Kelelahan?
Beban kerja yang berlebihan bisa menyebabkan perawat terus-menerus merasa kelelahan saat bekerja. Akibatnya, hal ini akan memberikan pengaruh negatif terhadap kualitas kinerjanya.
Sebagai contoh, perawat akan merasa stres, selalu merasa tegang, kehilangan motivasi kerja, sering terlambat dan tidak masuk kerja, mudah marah, serta tidak fokus hingga berisiko mengalami kecelakaan kerja.
Jika tidak segera ditangani dengan baik, hal-hal tersebut akan berdampak bagi rumah sakit. Pasien akan menilai kualitas pelayanan rumah sakit buruk sehingga rumah sakit berpotensi kehilangan pasien loyal dan sulit mendapatkan pasien baru.
Bagaimana Mengatasi Perawat yang Kelelahan?
Untuk mengatasi masalah perawat yang kelelahan, dibutuhkan tindakan tegas dari rumah sakit dalam memperbaiki kinerja karyawannya.
- Melakukan evaluasi beban kerja
Jika selama ini beban kerja karyawan tinggi, pihak rumah sakit perlu mengadakan evaluasi terhadap beberapa faktor.
Misalnya, seperti berapa banyak pasien yang masuk dalam satu hari, satu bulan, atau satu tahun, rata-rata jumlah pasien rawat inap, tindakan keperawatan yang dibutuhkan pasien, frekuensi tindakan keperawatan yang harus dilakukan, waktu yang dibutuhkan tiap tindakan keperawatan, dan sebagainya.
Jika kebutuhan pasien lebih besar dibandingkan jumlah ketersediaan perawat, rumah sakit dapat mengkomunikasikan masalah ini dengan manajer. Jumlah perawat dapat ditambah agar beban kerja tiap perawat tidak terlalu tinggi.
- Komunikasi terbuka dengan perawat
Perawat yang mengeluh sering kelelahan tidak selalu diakibatkan beban kerja yang tinggi. Bisa jadi, perawat mengalami burnout atau sedang menghadapi permasalahan lainnya.
Karena itu, pihak rumah sakit dapat bekerja sama dengan manajer untuk memantau kondisi perawat. Tim manajemen pegawai dapat berkomunikasi terkait pekerjaan, hambatan yang sedang dialami, dan juga memberikan solusi untuk perawat yang sedang kelelahan.
- Berikan reward
Sebagai apresiasi terhadap usaha dan kerja keras perawat, pihak rumah sakit dapat memberikan reward tertentu.
Misalnya, setiap bulan, pihak rumah sakit dapat menentukan karyawan terbaik dan memberikan hadiah untuk pencapaian tersebut.
- Digitalisasi pelayanan
Dengan berkembangnya teknologi, banyak aspek pelayanan rumah sakit dapat dilakukan secara digital. Hal ini berdampak positif pada efektivitas dan efisiensi layanan rumah sakit.
Sebagai contoh, pasien tidak perlu ke rumah sakit untuk membuat janji temu dengan dokter. Selain itu, perawat juga tidak lagi harus mencatat janji temu tersebut secara manual di kertas. Janji temu tersebut akan terekam secara otomatis secara digital serta dapat diakses dengan mudah oleh perawat dan dokter yang bertanggung jawab.
SABBI adalah perusahaan teknologi digital yang menawarkan solusi untuk digitalisasi rumah sakit. Salah satu layanan kami adalah SABBI Enterprise Resource Planning yang mendukung digitalisasi proses manajerial dan operasional rumah sakit.
Dengan SABBI ERP, pengaturan janji temu, pengelolaan rekam medis pasien, pencatatan transaksi keuangan, pengelolaan jadwal kerja pegawai rumah sakit, dan pengelolaan obat dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Beban kerja perawat menjadi lebih ringkas dan produktivitas dapat meningkat.Hubungi kami jika Anda ingin pelayanan rumah sakit yang lebih cepat, efisien, dan terdigitalisasi!